Selasa, 06 November 2012

Global Warming sebagai cara Dajjal untuk keluar?




"Sesungguhnya sebelum keluarnya Dajjal adalah tempoh masa tiga tahun yang sangat sulit, di mana pada waktu itu manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat. Allah memerintahkan kepada langit pada tahun pertama darinya untuk menahan 1/3 dari hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan 1/3 dari tanamannya. Kemudian Allah memerintahkan kepada langit pada tahun kedua darinya agar menahan 2/3 dari hujannya dan memerintahkan bumi untuk menahan 2/3 dari tanam tanamannya. 

Kemudian pada tahun ketiga darinya Allah memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya, lalu ia tidak meneteskan setitik airpun dan memerintahkan bumi agar menahan seluruh tanamannya, maka setelah itu tidak tumbuh satu tanaman hijaupun dan semua binatang berkuku akan mati kecuali yang tidak dikehendaki Allah. Para sahabat bertanya, "Dengan apa manusia akan hidup pada saat itu?" Beliau Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, "Tahlil, takbir dan tahmid akan sama ertinya bagi mereka dengan makanan." (HR. Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan Al Hakim, sahih . Lihat Ash-Shahihah no.2457)

Ada sebuah nubuwat yang benar-benar menggambarkan betapa dekatnya masa-masa keluarnya Dajjal dengan seluruh fenomena pemanasan global. Bencana kekeringan dan banjir yang sama, gempa bumi dan tanah runtuh yang terus beriringan, ribut taufan dan angin kencang yang memporak-perandakan bangunan, peningkatan suhu bumi hingga titik darjat tertinggi yang menimbulkan kematian secara besar-besaran, kesemuanya adalah sebahagian dari akibat yang ditimbulkan oleh pemanasan global .

Nabi Isa as akan Turun untuk menyelamatkan kaum muslimin dari kegelapan total akibat asap global

Dalam sebuah riwayat disebutkan:

Nuffnang Ads
Dajjal mengepung penduduknya. Saat itu sebahagian kaum Muslimin berlindung ke atas bukit-bukau dan pergunungan Syam. Kemudian Dajjal dapat mengepung mereka dengan menempati tempat asalnya. Sehingga, ketika cubaan dan kegentingan telah berlangsung lama menimpa kaum Muslimin, salah seorang di antara mereka kemudian berkata, 'Hai sekalian kaum Muslimin! Hingga bila-bila kalian dalam keadaan begini, padahal musuh Allah telah menjejakkan kaki di bumi kamu? Bagi kamu hanya ada dua pilihan, Allah mematikan kamu sebagai syuhada atau memenangi kalian! 'Kemudian mereka bersumpah setia (baiat) untuk mati-matian berjihad, yang hal itu diketahui Allah sebagai kejujuran dari diri mereka sendiri. Kemudian KEGELAPAN (zhulmah) menimpa mereka, sehingga tak seorang pun dapat melihat telapak tangannya. Kemudian Isa bin Maryam turun lalu membuka pandangan mata mereka. HR. Abdurrazzaq no. 20834

Dari hadis di atas dapat difahami bahawa ketika kaum Muslimin sedang berperang melawan Dajjal dan pengikutnya, di mana pada saat itu kaum Muslimin hampir mengalami kekalahan, maka tiba-tiba datanglah kegelapan (zhulmah) yang menyelubungi mereka semua, sehingga mereka tidak dapat melihat tangannya sendiri. Dari maklumat ini dapat diduga bahawa kemungkinan zhulmah atau kegelapan itu adalah kegelapan asap / kabut ad-Dukhaan yang datang akibat meteor menghentam bumi untuk.

Global Warming, bolehkah diselamatkan?

Isac Asimov dan Frederik Pohl dalam bukunya Our Angry Earth menulis: Sebahagian besar manusia sukar menyedari realiti kehancuran persekitaran hidup yang ada di sekitarnya. Ini kerana kemusnahan-kemusnahan alam sekitar itu berlaku serentak dengan proses-proses yang sedang mereka lakukan sendiri, yang sering "bertujuan" untuk membina masa depan. Padahal, yang terjadi adalah sebaliknya. Tragedi masa depan itu justeru sedang berjalan di depan kita dan kita sendiri yang menjalankannya.

Apa yang ditulis Asimov-Pohl benar. Pelbagai tragedi alam sekitar yang kini sedang berlaku-kenaikan suhu atmosfera bumi, pencemaran, deforestasi, dan mewabahnya penyakit berbahaya-sebenarnya merupakan hasil dari perbuatan manusia sendiri. Malangnya, sebahagian besar manusia tidak menyedari akan hal itu.

Akhir zaman yang telah dinubuwatkan; seperti senario sebuah drama dalam panggung kehidupan

Ibarat sebuah drama, kehidupan manusia saat ini sudah memasuki babak-babak terakhir. Kerosakan yang semakin bertambah parah dan manusia yang semakin kehilangan sifat kemanusiaannya adalah salah satu bukti fakta atas kenyataan ini. Manusia jahat semakin banyak, dan orang-orang yang bijak semakin langka. Bertikai dan membunuh demi kepentingan peribadi semakin marak terjadi.

Demi melihat seluruh realiti dan fakta yang ada, menjadi sangat sukar untuk mengatakan bahawa peradaban moden ini akan mencegah pemanasan global. Teknologi secanggih apapun tidak akan mempu menyetop pelepasan karbon. Hujan asid yang saat ini terus berlaku telah dinubuwatkan. Dengan kata lain, yang paling penting adalah bagaimana mengakhiri semuanya dengan sebuah akhir yang baik, husnul khatimah. Ya, 'biarlah' pemanasan global itu tetap berjalan, 'biarlah' global warming itu terus menghentam, 'biarlah' air laut itu terus naik dengan perlahan, 'biarlah' gempa bumi dan angin taufan itu menunjukkan tasbih dan tahmidnya kepada manusia, dan biarlah semua itu tetap terjadi (sebab semua itu adalah sunnatullah di alam ini), yang paling penting bagaimana agar kita selamat dari fitnah, selamat dari ujian, selamat dari semua musibah dan mati dengan khusnul khatimah. Wallahu a'lam bissawab. [Islampos / akhir zaman]
@justsharingofknowledgeandknowledge

Tidak ada komentar:

Posting Komentar