Dalam
Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim terdapat riwayat dari Abu Hurairah
Radhiyallahu Anhu dimana Rasulullah saw. bersabda,
"Pada
malam aku diisra'kan, aku bertemu Nabi Musa. Baiklah aku jelaskan cirinya.
Ternyata dia adalah seorang lelaki jangkung—maksudnya tinggi—, (rambut)
kepalanya berombak, seperti orang dari Syanu'ah. Rasul bersabda, 'Dan aku
bertemu pula Nabi Isa. Baiklah aku jelaskan cirinya. 'Lalu beliau katakan, ' Aku
lihat dia (berkulit) kemerahan, seolah-olah dia baru keluar dari
'dimas'—maksudnya kamar mandi.'"
Dan
menurut riwayat Al-Bukhari dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu, Rasulullah
saw. bersabda,
"Aku
melihat Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Ibrahim. Adapun Isa (berkulit) kemerahan,
(berambut) keriting dan berdada bidang. Adapun Musa (berkulit) sawo matang,
berperawakan tinggi-besar, berlambut lurus seperti orang Zuth."
Sedang
menurut riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu, bahwa dia
berkata, "Pada suatu hari Rasulullah saw. menceritakan tentang si picak
Dajjal di tengah orang banyak, beliau bersabda,
"Sesungguhnya
Allah itu tidak picak. Ketahuilah bahwa si Picak Dajjal itu cacat mata
kanannya. Matanya bagaikan anggur yang mengapung (di atas air). Allah
memperlihatkan kepadaku dalam mimpi di sisi Ka'bah seorang lelaki berkulit sawo
matang dengan warna yang paling indah yang pernah dilihat pada kulit siapapun.
Dia biarkan ujung rambutnya terurai antara kedua pundaknya. Rambutnya berombak,
kepalanya (seolah-olah) meneteskan air. Dia letakkan kedua tangannya di pundak
dua orang lelaki sambil berthawaf mengelilingi Ka'bah. Maka aku bertanya,
'Siapakah ini?' Mereka menjawab, 'Al-Masih Putra Maryam.' Dan di belakangnya
aku melihat seorang lelaki berambut pendek-keriting, cacat mata kanannya,
sangat mirip dengan Ibnu Qathan. Dia meletakkan kedua tangannya di pundak
seorang lelaki sambil berthawaf mengelilingi Ka'bah. Maka aku berkata,
'Siapakah ini?' Mereka menjawab, 'Si Picak Dajjal.'"
Hadist
ini ada mutabi'nya diriwayatkan oleh 'Ubaidillah dari Nafi'.
Al-Bukhari
meriwayatkan pula dari Salim, dari ayahnya, dia berkata, Tidak, demi Allah.
Rasulullah saw. tidak mengatakan Nabi Isa itu berkulit merah, tetapi beliau
mengatakan:
"Ketika
aku tidur, aku (bermimpi) thawaf di sekeliling Ka'bah. Tiba-tiba aku melihat
seorang berkulit sawo matang, berambut lurus, berjalan pelan diapit dua orang
lelaki. Kepalanya (seolah-olah) meneteskan air. Maka aku bertanya, 'Siapakah
ini?' Mereka menjawab, 'Inilah Al-Masih Putra Maryam.' Lalu aku pergi sambil
menoleh. Tiba-tiba aku melihat seorang berkulit merah, berperawakan
tinggi-besar, berambut keriting, mata kanannya cacat, matanya bagaikan anggur
yang mengapung (di atas air). Aku bertanya, 'Siapakah ini?' Mereka menjawab,
'Dajjal.' Orang yang paling mirip dengannya adalah Ibnu Qathan."
Kata
Az-Zuhri, "Ibnu Qathan adalah seorang lelaki dari kabilah Khuza'ah,
meninggal pada masa Jahiliyah."
Dalam
riwayat An-Nawwas bin Sam'an, Rasulullah saw. bersabda,
"Nabi
Isa akan turun di menara putih sebelah timur kota Damaskus, mengenakan dua baju
berwarna tanah merah, meletakkan kedua telapak tangannya pada sayap dua orang
malaikat. Apabila dia menundukkan kepala, maka (seolah-olah) meneteskan air,
dan apabila mengangkat kepala, maka (seolah-olah) berjatuhanlah tetesan-tetesan
itu bagai manik-manik mutiara. Dan tidak ada seorang kafir pun yang mencium bau
nafasnya melainkan mati. Padahal nafasnya sejauh matanya memandang."
Inilah
hadist yang paling mahsyur tetnatng tempat turunnya Isa Al-Masih, yaitu di atas
menara putih timur kota Damaskus. Namun dalam sebuah kitab ditemui juga, bahwa
Nabi Isa as akan turun di menara putih sebelah timur Masjid Jami kota Damaskus.
Barangkali
riwayat inilah yang dihapal dengan baik (mahfuzh). Sedang riwayat yang
mengatakan "bahwa beliau turun di menara putih timur kota Damaskus,"
itu merupakan ungkapan yang telah berubah, yakni ungkapan yang oleh perawinya
diucapkan menurut apa yang dia pahami. Karena kenyataannya, di Damaskus tidak
ada menara yang disebut "Al-Manarah Asy-Syarqiyah" (Menara Timur)
selain menara yang terletak di sebelah timur Masjid Jami Umawi.
Dan
agaknya pengertian inilah lebih pas dan cocok, karena ketika turunnya
Nabi Isa itu iqamat telah dikumandangkan. Maka seseorang mempersilahkan beliau:
"Wahai imam kaum muslimin, wahai Ruh Allah, majulah."
Lalu
beliau menjawab: "Majulah kamu, karena iqamat ini dikumandangkan
untukmu." Dan dalam riwayat lain dikatakan: "Sebagian kamu adalah
pemimpin atas sebagian yang lain."
Sekarang
ini, bangunan menara tersebut telah direnovasi pada tahun 741 H, menggunakan
batu-batu putih. Pembangunannya dilaksanakan atas biaya orang-orang Nasrani,
yang telah membakar menara sebelumnya di tempat itu.
Masjid
Jami Umawi (menara Timur kota Damaskus) SEBELUM direnovasi
Barangkali
ini pun salah satu bukti kenabian Muhammad saw. yang tampak dengan mata kepala
dimana Allah menakdirkan pembangunan menara ini atas biaya kaum Nasrani sampai
dengan turunnya Nabi Isa bin Maryam kelak. Lalu beliau akan membunuh babi,
mematahkan salib, tidak menerima upeti dari mereka.
Masjid
Jami Umawi (menara Timur kota Damaskus) ketika direnovasi
Tetapi
barangsiapa yang masuk Islam, maka diterima Islamnya. Dan kalau tidak, maka
dibunuh. Begitupun hukum yang akan beliau putuskan terhadap orang-orang kafir
di belahan bumi yang lain pada waktu itu. Demikianlah di antara pemberitahuan
mengenai apa yang akan dilakukan Isa Al-Masih dan syariat yang diterapkannnya,
yaitu bahwa yang akan beliau laksanakan tak lain adalah syariat Islam yang suci
ini.
"Alhamdulillah,
terima kasih ya Allah engkau jadikan kami lahir dalam keadaan Islam dan
wafatkan juga kami dalam keadaan Islam. Amin ya Rabbal Alamin…."
Masjid
Jami Umawi (menara Timur kota Damaskus) saat ini.
Wallahu
'alam bissawab..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar