Dalam
sebuah acara live di salah satu saluran TV, seorang Syaikh (seorang Mufti)
mendapat pertanyaan dari Somalia:
"Apakah
puasa Saya diterima (sah) jika kami tidak memilki makanan untuk sahur atau
iftar (berbuka)?"
Seketika
Mufti itu menangis karena mendengar pertanyaan "Apakah puasa Saya sah jika
kami tidak memiliki makanan untuk sahur atau iftar?"
Wahai
saudaraku, kita masih diberikan nikmat yang sangat banyak yang tak akan pernah
terhitung, masihkah kita tidak bersyukur? Wahai saudaraku yang berkelebihan
harta, masihkah kalian tidak mau mengeluarkan sebagian harta kalian untuk
orang-orang yang kelaparan? Banyak Muslim di sekitar kita atau di luar sedang
kelaparan, sedang menderita penindasan, tak berdaya. Kita yang berkelebihan
harta kelak akan ditanya kemana saja uang yang kita belanjakan?!
"Tahukah
kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim,
dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin." (Al-Ma'uun: 1-3)
"Bermegah-megahan
telah melalaikan kamu. sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu,
kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu,
kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan
pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,
dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin, kemudian
kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu
megah-megahkan di dunia itu)." (At-Takaatsur: 1-8)
Renungan
untuk kita semua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar