Tidak
diragukan lagi bahwa perang rasisme yang diusung otoritas penjajah Zionis
Israel berupaya dengan segala upaya merebut setiap kesempatan untuk menerkam
sejarah Islam di al Quds, serta melakukan yahudisasi tempat-tempat suci dan
merebutnya di saat didirikan “kuil yang mereka klaim” sesuai dengan visinya.
Banyak bentuk rasisme, mulai dari terowongan dan tidak berhenti hanya pada
pendirian sinagog.
Pakar
al Quds untuk urusan permukiman dan juga gugubesar pembangunan di Universitas
Ber Zeit, Dr. Jamal Amr mengatakan bahwa sejak tahun 1967 penjajah Zionis
Israel telah mendirikan dan membuka 61 sinagog Yahudi di sekitar dan dekat
masjid al Aqsha. Semuanya didirikan setelah pendudukan bagian timur kota al
Quds dan tak satupun ada sebelumnya.
Jamal
Amr menjelaskan bahwa sinagog-sinagog tersebut didirikan di lokasi-lokasi
sensitive dan warisan milik kaum muslimin dan sebagian besarnya di atas tanah
wakaf Islam. Semuanya didirikan di atas tanah properti Islam yang diduduki
sejak tahun 1967, yang sebagiannya berupa masjid yang berhasil dikuasai dan
dirubah menjadi sinagog secara keji untuk mamalsukan peninggalan Islam.
Jamal
Amr menambahkan, “Sebagian besar sinagog tersebut berada di bawah tanah di
terowongan-terowongan yang dulu milik kaum Yebus (nenek moyang banngsa
Palestina) dan sebagiannya di atas tanah. Penjajah Zionis Israel mendirikan
sinagog-sinagog tersebut untuk menghapus hak Islam dan upaya menanamkan
kebohongan hak Yahudi di tanah al Quds.”
Amr
mengingatkan bahwa sebagian sinagog-sinagog tersebut akan didirikan di lokasi
sekolah al Ayubiyah yang dibangun Shalahuddin al Ayyubi di kampung barat al
Aqsha (al Magharibah) yang dihancurkan pada tahun 1967. Dia menyatakan bahwa
sekolah tersebut salah satu karya arsitektur terindah di masa dinasti al Ayyubi
dan berhasil dihancurkan untuk dibangun salah satu sinagog di atasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar