Senin, 03 Desember 2012

QIYAMAH DALAM PERSFEKTIF ISLAM


(MENYOAL ISSUE KIAMAT 2012)
Clip_2
Oleh: Agus Junaedi M.ag 

Issue Kiamat 2012 kian santer dibicarakan orang dari berbagai kalangan, dari mulai para ilmuan, praktisi ramalan (kahin, dukun), agamawan  serta para pengambil keputusan negara, termasuk para penggembira dunia (kaum seleb) tidak mau ketinggalan beropini terhadapnya. Kiamat 2012 bak bola salju menggelinding  menjadi sebuah issue yang besar yang merubah pandangan, pola pikir, sikap bahkan pada  aspek teologis yang paling sentral kebanyakan orang. Pro dan kontra itulah keadaan yang berkembang dimasyarakat, bukan   pada tataran  pemikiran saja, malah masuk pada ranah keyakinan orang -orang yang beragama.
Persoalan pokok tentang  issue kiamat 2012 bukan pada ada dan tidak adanya kejadian kiamat, melainkan waktu kejadian dipatok tahun 2012, atau tepatnya 21 Desember 2012 yang tentu saja perkara ini bertolak belakang dengan konsep-konsep teologis yang telah mapan dikalangan para penganut agama samawi khususnya kaum muslimin bahwa waktu kejadiannya adalah hak perogatif Allah Subhanahu wa Ta'ala semata tidak ada yang tahu kapan waktu kejadiannya, kewajiban kaum muslimin  cukup mengimani akan kedatangannya, atau tepatnya iman kepada hari ahir.
Iman terhadap hari ahir merupakan salah satu syarat mutlak seorang muslim derajatnya naik mejadi mu'min, sebagaimana disinggung dalam sebuah hadits Nabi dari Umar ibn Khattab:
اْلإِيْمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّه
(الترمذى ، والنسائى ، ومسلم ، وأبو داود عن ابن عمر عن عمر)
Iman itu adalah engkau percaya kepada adanya Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab Suci-Nya, utusan-utusan-Nya, hari akhir dan engkau yakin akan ukuran (ketetapan) positif dan negatif-Nya. (H.R Tirmidzi, Nasa'i, Abu Daud dari Umar ibn Khattab).
Yaumul Akhir merupakan istilah lain dari yaumul qiyamah. Jadi seorang mu'min adalah orang yang mengimani akan datangnya qiyamah. Sedangkan arti dan maksud kiamat  umumnya dipersepsi oleh kebanyakan orang adalah peristiwa hancurnya dunia beserta jagat raya yang selanjutnya berganti  dengan alam lain yakni alam akhirat. Pemahaman seperti ini tidaklah salah, namun belum mencukupi maksud qiyamah dalam perspektif al-Islam (Qur'an dan hadits).
Qiyamat berasal dari bahasa Arab dari  kata qa-wa-ma yang artinya; bangkit, berdiri, tegak, teguh. Yaumul Qiyamah berarti hari berbangkit atau hari bangkitnya mahluk (khususnya  golongan jin dan manusia) dari kematian mereka. Sedangkan jika dilihat dari teks (al-Qur'an dan al-Hadits) sekurang-kurangnya ada 20 istilah yang sepadan dengan qiyamah, diantaranya yaumul diin, yaumul khulud, yaumul hasyr, yaumul ‘aqim, al-haqqah dan sa'ah. Dari istilah-istilah tersebut, qiyamah adalah sebuah proses panjang perjalanan mahluk taqlif dari mulai kematian/kehancuran alam, barzakh (kubur), ba'ats (bangkit), mahsyar (berkumpul), hisab (perhitungan), dan jaza (balasan). Jadi istilah  qiyamah tidak boleh dipersepsi dengan kehancuran alam (dunia dan dan jagat raya) saja, namun kehancuran itu merupakan salah satu bagian dari rangkaian qiyamah. Oleh karena kurang tepat dalam mempersepsi qiamah, hingga yang paling dirisaukan, ditakuti adalah huru-hara besar yang menghancurkan dunia dan jagat raya.
Kekeliruan atau sempitnya mempersepsi istilah qiyamah ada beberapa kemungkinan salah satunya adalah adanya pemaksaan terjemahan oleh kalangan tertentu (konspirasi) terhadap istilah-istilah yang sepadan dengan qiyamah dengan terjemahan "kiamat" yang ada dalam teks-teks keagamaan misalnya dalam al-Qur'an dan al-hadits. Sedangkan istilah "qiyamat" tidak diterjemahkan, ia tetap mandiri menjadi sebuah istilah.  Berikut ini adalah contoh  istilah yang semakna dengan qiyamah diterjemahkan dengan "kiamat" ;
•1. الْقَارِعَةُ
hari Kiamat (Al-Qari'ah :1)
•2.     إِنَّ السَّاعَةَ ءاَتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا 
Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan. (Thaha:187)
•3. وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ 
dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat".( Al-Hijr :35)
Seharusnya penerjemahan terhadap padanan kata qiyamah tidak dipaksakan dengan terjemahan "kiamat" namun dibiarkan menjadi suatu istilah mandiri atau diterjemahkan menurut asal katanya, karena  setiap istilah dalam  teks-teks al-Qur'an hadits memiliki maksud dan kandungan yang berbeda walaupun maksudnya mungkin sama, berikut ini contoh-contoh istilah dalam al-Qur'an yang dianggap sama tapi memiliki pengertian berbeda;
  • 1. Kalimat "khauf" (الخوف) dan "khasyah" (الخشية) keduanya sering diterjemahkan dengan "takut" padahal keduanya memiliki perbedaan. "al-Khasyah" adalah rasa takut yang timbul karena agungnya pihak yang ditakuti meskipun pihak yang mengalami takut itu orang kuat. Sedangkan "khauf" rasa takut yang timbul karena lemahnya pihak yang merasa takut meskipun pihak yang ditakuti itu hal yang kecil. Jadi setiap "khasyah" adalah khauf, namun tidak setiap khauf adalah khasyah.
  • 2. Kalimat "al-Syuhhu" (الشحّ) dan "al-Bukhlu" (البخل) keduanya sering dimaknai "kikir". Padahal keduanya terdapat perbedaan. Al-Syuhhu lebih intens dari al-Bukhlu, yakni al-Syuhhu adalah kebakhilan yang disertai dengan ketamakan, sedangkan al-bukhlu kekikiran biasa. Jadi tidak setiap al-bukhlu adalah al-Syuhhu, tetapi al-syuhhu pasti dia al-bukhlu.
  • 3. Kalimat al-sabil (السبيل) dengan al-thariq, (الطريق) keduanya sering dimaknai dengan "jalan". Al-sabil istilah yang berkonotasi baik, sedangkan thariq jalan yang bersifat umum, bisa baik bisa buruk. Menurut al-Raghib al-Asfahani, al-sabil adalah al-thariq yang didalamnya ada kemudahan. Setiap sabil adalah al-thariq tapi tidak setiap al-Thariq adalah al-sabil.
Diantara padanan istilah yang sering diterjemahkan dengan "kiamat" adalah istilah "sa'ah" baik dalam  konsepsi al-Qur'an maupun dalam al-hadits. Istilah sa'ah didalam al-Qur'an tersebut dalam 34 ayat, diantaranya dalam surat al-Hajj ayat 55
وَلَا يَزَالُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي مِرْيَةٍ مِّنْهُ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً أَوْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابُ يَوْمٍ عَقِيمٍ
Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan terhadap Al Qur'an, hingga datang kepada mereka sa'ah (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka adzab hari kiamat. (al-Hajj:55).
Dari surat al-Hajj:55 sa'ah dan qiamat memiliki konsep yang berbeda, dalam artian sa'ah adalah bukan  qiyamah, tapi qiyamah adalah sa'ah. Hal ini sebagaimana terjadi pada istilah-istilah diatas. Berikut ini  deskriptif  persamaan dan perbedaan istilah sa'ah dan qiyamah.
•A. Qiyamah
•1. Pengertian dan Padanan Istilah  Qiyamah dalam al-Qur'an
Qiyamah (قيامة) berasal dari qa-wa-ma  yang berarti, bangkit, berdiri. Arti asal inilah yang dimaksud qiyamah dalam al-Qur'an. Hari qiyamah artinya hari berbangkit semua manusia setelah kematian atau yaumul ba'ats. Sebagaimana tersebut dalam al-Qur'an surat Al-Mu'minun ayat 16
ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ
Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. (Al-Mu'minun :16)
Yaumul Ba'ats (hari qiyamah) tidak terjadi kecuali diawali dengan proses penghancuran kosmos dengan peniupan shur (terompet) yang merubah watak kosmos yang ada dirubah dengan kosmos yang lain dengan hukum dan watak yang berbeda. Jadi qiyamah atau hari qiyamat adalah proses panjang  yang diawali kehancuran kosmos, kebangkitan dari kubur, perhitungan amal sampai pembalasan amal.
فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ  وَحُمِلَتِ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً  فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ  وَانشَقَّتِ السَّمَاء فَهِيَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ
Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup,  dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. (al-Haqqah:13-16)
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ
Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.(Yasin :31)

يَوْمَ يُنفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجاً
 yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok,( al-Naba' :18)  
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ ذَلِكَ يَوْمُ الْوَعِيدِ  وَجَاءتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّعَهَا سَائِقٌ وَشَهِيد
Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman. Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi. ( Qaf:20-21)
 Nafakha (نفخ) menurut arti asalnya adalah "naik" dan "tinggi" sedangkan  shur (صور) dari kata sha-ya-ra yang berarti "tempat kembali". Peniupan terompet maksudnya adalah proses secara cepat dalam perubahan kejadian yang merupakan proses ahir. Proses-proses inilah yang digambarkan dalam al-Qur'an dengan padanan istilah dari Qiamat. Al-Qur'an menggambarkan  proses itu sekitar 22 bentuk berikut ini yang merupakan padanan istilah  dari qiyamah;
  • 1. Yaumul Akhir (اليوم الآخر) dinamakan demikian karena tidak ada hari lagi sesudahnya. Disebut dalam al-Qur'an sebanyak 26 ayat.
  • 2. Sa'ah (الساعة) dinamakan demikian karena datangnya dengan cepat dan tiba-tiba. Dalam al-Qur'an istilah sa'ah tidak semuanya menunjukan kepada qiyamah.
  • 3. Yaumul ba'ats (يوم البعث) dinamakan demikian karena adanya kehidupan kembali dari Allah setelah adanya kematian, terutama seluruh manusia dan jin yang mati dihidupkan kembali dan dihimpun di mahsyar. Diantara ayat yang menyebutkan istilah ini pada surat al-Rum : 56
وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَالْإِيمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ فَهَذَا يَوْمُ الْبَعْثِ وَلَكِنَّكُمْ كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; maka inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini (nya).(al-Rum :56)
•5. Yaumul Khuruj (يوم الخروج) dinamakan demikian karena saat itu keluar semuah hamba dari kuburannya ketika  ditiupnya shur. Istilah ini tersebut diantaranya pada surat Qaf :42 
يَوْمَ يَسْمَعُونَ الصَّيْحَةَ بِالْحَقِّ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُرُوجِ
(Yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya, itulah hari keluar (dari kubur).(qaf:42)
•6. Qari'ah (القارعة)  dinamakan demikian karena keadaanya sangat menguncangkan jiwa yang mengalaminya. Ia menjadi nama salah satu surat al-Qur'an surat ke 101.
•7. Yaumul al-fashl (يوم الفصل)  dinamakan demikian  karena Allah akan memberikan keputusan tentang perkara-perkara yang senantiasa berselisih  hamba tentangnya. Disebut  dalam 6 ayat dalam al-Qur'an  yaitu; 37:21, 44:40, 77:13,14,3878:17
•8. Yaumul al-Diin (يوم الدين) dinamakan demikian karena pada hari itu Allah akan memberikan balasan dan perhitungan bagi hamba-hamba-Nya. Disebut 13 ayat yaitu; 1:4, 15:35, 26:82, 37:20, 38:78, 51:12, 56:56, 70:26, 74:46, 82:15,17,18, 83:11
•9. Al-shakhah (الصاخة) dinamakan demikian karena kejadiannya sangat memekakan pendengaran. Istilah ini tersebut dalam surat ‘Abasa ayat 33;
فَإِذَا جَاءتِ الصَّاخَّةُ
Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), (‘Abasa:33)
•10. Al-thamatul al-Qubra (الطامة الكبرى) dinamakan demikian karena ia merupakan malapetaka yang sangat besar  dalam segala hal yang sangat menakutkan. Istilah ini tersebut dalam surat al-Nazi'at ayat :34;
فَإِذَا جَاءتِ الطَّامَّةُ الْكُبْرَى
Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang. (al-Nazi'at:34)
•11. Yaumul Hasyr (يوم الحسرة) dinamakan demikian  karena  besarnya penyesalan dari hamba yang meratapinya tidak bermanfaat. Seperti terlukis dalam surat al-An'am ayat : 31
َتَّى إِذَا جَاءتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُواْ يَا حَسْرَتَنَا عَلَى مَا فَرَّطْنَا فِيهَا
sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!", (Al-An'am:31)
•12. Al-Ghasyiah (الغاشية) dinamakan demikian karena karena diliputi kaum kafir dengan diksaan dari segala penjuru arah, sebagaimana tersebut dalam surat Al-Ankabut:55
يَوْمَ يَغْشَاهُمُ الْعَذَابُ مِن فَوْقِهِمْ وَمِن تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ
pada hari mereka ditutup (dikepung) oleh adzab dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka dan Allah berkata (kepada mereka): "Rasailah (pembalasan dari) apa yang telah kamu kerjakan"(al-Ankabut :55)
•13. Yaumul Khulud (يوم الخلود) dinamakan demikian karena pada hari itu setiap manusia menuju tempat  kekekalan, orang kafir masuk ke neraka, orang mu'min masuk surga mereka sama-sama kekal didalamnya, sebagaimana tersebut dalam surat Qaf :34
ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُلُودِ
masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan. (qaf:34)
•14. Yaumul hisab (يوم الحساب) dinamakan demikian, karena ia merupakan waktu Allah akan menghisab hamba-hamba-Nya. Sebagaimana  disebutkan dalam surat Shad ayat 26
إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat adzab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan (shad :26)
•15. Al-Waqi'ah (الواقعة) dinamakan demikian  karena  benar adanya tentang hari kiamat. Waqa'a artinya ada. Sebagaimana disebut dalam surat al-Waqi'ah
إِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ
Apabila terjadi hari kiamat, (al-Waqi'ah:1)
•16. Yaumul wa'iid (يَوْمُ الْوَعِيدِ) dinamakan demikian karena merupakan  perjanjian Allah dengan hamba-hamba-Nya mengenai balasan amal perbuatan. Sebagaimana disebut dalam surat Qaf ayat 20;
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ ذَلِكَ يَوْمُ الْوَعِيدِ
Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman.(Qaf:20)
•17. Yaumul al-‘Azifah (يَوْمَ الْآزِفَةِ) dinamakan demikian karena  saat itu saat yang dapat menggoncangkan jiwa, sebagaimana disebut dalam surat Al-Gafir ayat 18;
وَأَنذِرْهُمْ يَوْمَ الْآزِفَةِ إِذِ الْقُلُوبُ لَدَى الْحَنَاجِرِ كَاظِمِينَ
berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat, yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. (Al-Gafir :18)
•18. Al-Haqqah (الحاقة) dinamakan demikian karena dia merupakan hari  setiap urusan mendapat ganjaran masing-masing,
الْحَاقَّةُ - مَا الْحَاقَّةُ
Hari kiamat, apakah hari kiamat itu? (al-Haqqah 1-2)
•19. Yaumul al-Jam'I (يوم الجمع) dinamakan demikian karena pada waktu itu merupakan hari berkumpulnya manusia dan jin semuannya untuk menghadap Allah Subhanahu wa Ta'ala.
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِّتُنذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ
Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada umulqura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya.(al-Syuuraa:7)
•20. Yaumul al-Talaq (يوم التلاق) disebut demikian karena pada hari itu hari bertemunya penghuni langit dan penghuni bumi, bertemunya antara Khalik dan mahluk, juga hari bertemunya antara yang dzalim dan yang didzalimi.
رَفِيعُ الدَّرَجَاتِ ذُو الْعَرْشِ يُلْقِي الرُّوحَ مِنْ أَمْرِهِ عَلَى مَن يَشَاء مِنْ عِبَادِهِ لِيُنذِرَ يَوْمَ التَّلَاقِ
(Dialah) Yang Maha Tinggi derajat-Nya, Yang mempunyai Arasy, Yang mengutus Jibril dengan (membawa) perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat),(al-Ghafir:15)
•21. Yaumu al-Tanad (يَوْمَ التَّنَادِ) dinamakan demikian karena pada hari itu setiap manusia dipanggil namanya untuk menjalankan perhitungan amal dan menerima balasannya, juga  hari saling panggil memanggil antara ahli syurga dengan ahli neraka,
وَيَا قَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ يَوْمَ التَّنَادِ
Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-memanggil, (al-Ghafir :32)
•22. Yaum al-Taghabun (يَوْمُ التَّغَابُنِ) dinamakan demikian karena pada hari itu diperlihatkannya kesalahan-kesalahan
يَوْمَ يَجْمَعُكُمْ لِيَوْمِ الْجَمْعِ ذَلِكَ يَوْمُ التَّغَابُنِ
(Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan (untuk dihisab), itulah hari (waktu itu) ditampakkan kesalahan-kesalahan. (al-Taghabun:9)
•23. Yaumul al-‘Aqiim () dinamakan demikian karena pedihnya siksaaan yang diterima para pembuat dosa.
Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan terhadap Al Qur'an, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka adzab hari kiamat.(al-Hajj :55)
Berdasarkan analisis dari 70 ayat yang mengandung  kata "qiyamah" , dalam konteks al-Qur'an semuanya disebut dalam bentuk frasa  "yaumul qiamah" (يَوْمَ الْقِيامَةِ) dan menunjukan kepada waktu, situasi, kondisi setelah kehancuran bumi dan langit antara lain; kebangkitan, pengumpulan, peradilan, penghukuman. Maka penggunaan istilah KIAMAT yang menunjukan kehancuran total bumi dan langit, dianggap kurang tepat kalau didasarkan pada kandungan  teks ayat.
Adapun  mengenai padanan istilah qiyamah yang menunjukan kepada kehancuran total alam semesta seperti  al-sa'ah, thamatul qubra, al-waqi'ah semuanya merupakan pembuka akan datangnya yaumul qiyamah.
•2. Pengertian Qiyamat dalam Hadits
Merujuk kepada hadits shahih , "qiyamah" (قِيامَةِ) tidak pernah disebut dalam bentuk nakirah, begitu juga "al-Qiyamah" (الْقِيامَةِ) dalam bentuk ma'rifat dengan alif-lam tidak ditemukan kecuali sedikit yang semuanya menunjukan kepada makna "yaumul al-qiyamah. Jadi Qiyamah dalam kontek hadits senantiasa disebut dalam Frasa " yaumul qiamah" (يَوْمَ الْقِيامَةِ) . Frasa ini disebut dalam kitab hadits shahihani (shahih Bukhari dan Muslim) diatas angka 200 kali, dengan rincian sebagai berikut;
  • a. Kitab Shahih Bukhari tersebut 288 kali
  • b. Kitab shahih Muslim tersebut 212 kali
  • c. Kitab Al-Lu'lu wal Marjan atau Muttafaqun ‘alaih (disepakati oleh keduanya) tersebut 54 kali.
Diantara matan hadits yang berkenaan dengan frasa "yaumul qiyamah" (يَوْمَ الْقِيامَةِ) yang disepakati oleh Bukhari-Muslim (mutafaqun ‘alaih) adalah sebagai berikut;
  • 1) Bersumber dari Tsabit ibn Dhahak
وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ في الدُّنْيا عُذِّبَ بِهِ يَوْمَ الْقِيامَةِ، وَمَنْ لَعَنَ مُؤْمِنًا فَهُوَ كَقَتْلِهِ، وَمَنْ قَذَفَ مُؤْمِنًا بِكُفْرٍ فَهُوَ كَقَتْلِه
Barang siapa bunuh diri didunia dengan sesuatu alat, maka dia akan disiksa dengan alat itu pada hari qiyamah, barang siapa melaknat seorang mu'min maka dia sama dengan membunuhnya, dan barang siapa yang menuduh seorang mu'min dengan kekufuran, maka dia sama dengan membunuhnya (H.R Bukhari-Muslim).
  • 2) Bersumber dari Abu Hurairah r.a
أَنَّ النَّاس قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ: هَلْ تُمَارُونَ فِي الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ لَيْسَ دُونَهُ سَحَابٌ قَالُوا لاَ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: فَهَلْ تمَارُونَ فِي الشَّمْسِ لَيْسَ دُونَهَا سَحَابٌ قَالُوا لاَ يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ: فَإِنَّكمْ تَرَوْنَهُ كَذَلِكَ يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
ِ"Sesungguhnya orang-orang (para shahabat) bertanya, Hai Rasulullah, "Apakah kami semua dapat melihat   Allah pada hari qiyamah ? Nabi menjawab, "Apakah kalian terhalang untuk bisa melihat bulan saat bulam purnama yang tidak terhalang oleh awan?, Tidak ya RAsulullah! jawab para sahabat, Rasulullah bertanya kembali, " Apakah kalian terhalang melihat matahari saat siang hari yang tidak terhalang awan? Tidak ya Rasulullah! jawab para shahabat, Rasul berkata lagi, Sesungguhnya kalian akan dapat melihat-Nya saat manusia dikumpulkan pada hari kiamat (H.R Bukhari-Muslim)
  • 3) Bersumber dari Anas ibn Malik
يَجْمَعُ اللهُ النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقولُونَ لَوِ اسْتَشْفَعْنَا عَلَى رَبِّنَا
Allah mengumpulkan manusia pada hari qiyamah, dan mereka berkata "seandainya kami mendapat safa'at dari sisi Tuhan kami..... (H.R Bukhari Muslim)
  • 4) Bersumber dari Abu Hurairah r.a
إِنَّ أُمَّتِي يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ آثَارٍ الْوُضُوءِ، فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ
"Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari qiyamah dengan wajah yang berbercahaya terang benderang karena bekas air wudlu, maka barang siapa yang ingin cahayanya terus bersinar maka lakukanlah (senantiasa berwudlu). (H.R Bukhari-Muslim)
  • 5) Bersumber dari Sahl
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ: الرَّيَّانُ، يدْخلُ مِنْهُ الصَّائمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، يُقَالُ: أَيْنَ الصَّائمُونَ، فَيَقُومُونَ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
Sesungguhnya dalam syurga itu ada sebuah pintu yang disebut "Al-Rayyan" yang dimasuki pada hari Qiyamah oleh orang yang bersaum. Tidak ada yang masuk kedalamnya kecuali mereka, maka dipanggil ! Mana orang yang shaum ?, maka berdirilah orang yang shaum, maka tidak ada yang masuk kedalam pintu itu selain dari mereka, apabila mereka telah masuk, maka dikuncilah pintunya sehingga tidak ada yang dapat masuk kedalamnya seorang pun. (H.R Bukhari Muslim).
Dari hadits-hadits diatas, pengertian  yaumul qiyamah, menunjukan kepada waktu, situasi, keadaan, kondisi setelah kematian. Artinya pengertian  qiyamat dalam konteks hadits, tidak menunjukan kepada kejadian hancurnya dunia dan langit atau alam semesta, melainkan sesudahnya. Jadi kalau kehancuran alam semesta disebut sebagai KIAMAT jelas istilah ini tidak tepat digunakan kalau merujuk kepada istilah dalam hadits.
•3. Analisis struktur kata dan makna qiyamah dalam Al-Qur'an dan hadits
Dari analisis ayat dan matan hadits shahih, struktur kata dan makna qiyamah adalah sebagai berikut;
  • a. Kata "qiyamah" seluruhnya disebut dalam bentuk ma'rifat idhafi (kata benda yang telah jelas) dengan kata yaum (hari) sehingga membentuk frasa al-Qur'an dan hadits yang baku "yaumul al-Qiyamah" (يَوْمَ الْقِيامَةِ). Dia tidak menunjukan kepada ukuran waktu (kuantitaf) namun pada keadaan waktu (kualitatif).
  • b. Kata "qiyamah" tergolong kata yang dikira mutarodif (sinonim) dengan padanan katanya, padahal qiyamah dengan padanan katanya memiliki pengertian berbeda walaupun ada kesamaan.
  • c. Kata "qiyamah" memiliki makna dasar "hari berbangkit" dan dia tidak memiliki makna selainnya.
  • d. Kata "qiyamah" tergolong muqayyad (terikat) sehingga memiliki pemaknaan yang jelas.
  • e. Kata "qiyamah" baik dalam konteks al-Qur'an maupun dalam konteks hadits tidak pernah dihubungkan (munasabat) dengan lafadz-lafadz yang menunjukan tentang waktunya, seperti lataqumu (tidak akan terjadi), Asyrat (syarat-syarat), ‘alamatun (tanda), ayatun ( cirri-ciri). Sehingga kejadiannya merupakan hak perogatif Allah semata.


Versi terjemah al-Qur'an digital 3.1
Mana' al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur'an, Litera Antar Nusa,1992, h.289
Yang dimaksud hadits shahih adalah kitab shahih yang telah disepakati oleh umumnya umat islam, yakni kitab  hadits jami'al-Shahih Al-Bukhari, Jami'ul al-shahih Al-Muslim, serta kitab hadits al-lu'lu wal marjan yang merupakan kumpulan hadits yang disepakati oleh keduanya. Ketiga kitab hadits ini dianggap mewakili keberadaan diantara kitab-kitab hadits yang ada.
Maktabah syamilah versi 6250 kitab
Al-Lu'lu wal Marjan , Juz 1, hal.33
Ibid, hal.64
Ibid, hal.74
Ibid, hal. 92
Ibid, hal. 335

Tidak ada komentar:

Posting Komentar