MAKNA AL-MASIH DAN MAKNA AD-DAJJAL
MAKNA AL-MASIH
Abu
 Abdillah Al-Qurthubi menyebutkan dua puluh tiga variasi bentuk kata 
dari lafal Al-Masih ini. (At-Tadzkiroh: 679). Dan pengarang Al-Qamus 
memecahnya menjadi lima puluh bentuk kata. [Vide: Tartibul Qamus 4: 239.
 Penyusun kamus ini mengatakan bahawa dia menghuraikan variasi bentuk 
kata ini dalam kitabnya Syarhu Masyariqil anwar dan lain-lain].
Lafaz
 Al-masih boleh bererti As-Siddiq (yang benar / suka kepada kebenaran) 
dan adhalil Al-Kazzab (yang sesat lagi pembohong). Maka Al-Masih Isa 
'alaihissalam adalah Ash-Shiddiq, sedang Al-Masih Ad-Dajjal Adalah 
Adh-dhalil Al-Kazzab.
Allah
 mencipta dua Al-Masih yang kontradiktif. Isa 'alaihissalam adalah 
Al-Masih pembawa petunjuk. yang dapat menyembuhkan buta dan penyakit 
sopak (penyakit kulit yang tidak mempunyai zat warna). dan dapat 
menghidupkan orang mati dengan izin Allah. Sedang Dajjal adalah Al-Masih
 kesesatan yang menyebarkan fitnah kepada manusia dengan 
kejadian-kejadian luar biasanya seperti menurunkan hujan. menghidupkan 
bumi dengan tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. Dajjal disebut masih kerana 
salah satu matanya terhapus (buta), atau kerana ia menghapuskan bumi 
selama empat puluh hari. [Periksa: An-Nihayah Fi Gharibil Hadis 4: 326 -
 327; dan Li-sanul Arab 3: 594-595]
Dan
 pendapat yang pertama (bahawa Dajjal buta sebelah matanya) adalah 
pendapat yang lebih kuat berdasarkan hadis "Bahawasanya Dajjal dipadam 
(buta) sebelah matanya." [Shahih Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrothis Sa 
'ah, Bab Dzikrid Dajjal 18: 61]
MAKNA AD-DAJJAL
Adapun
 kata Ad-Dajjal ini diambil dari perkataan mereka: "dajala Al-ba'iiro 
idzaa tholaahu bi Al-qothiron waghoththoo bihi" (Seseorang itu mendajjal
 unta bila melumurinya dengan ter / aspal dan menutupnya dengannya). 
"[Periksa: Lisanul Arab11: 236, dan Tartibul Qamus 2: 152]
Dan
 asal makna "Dajjal" ialah "Al-Kholath" (mencampur, mengacaukan, 
membingungkan). Dikatakan bahawa "seseorang itu berbuat Dajjal bila ia 
menyamarkan dan memanipulasi." dan "Ad-Dajjal" ialah manipulator dan 
pembohong yang luar biasa. Lafaz ini termasuk bentuk mubalaghah 
(menyangatkan / intensitas) mengikuti wazan "fa'aal", artinya banyak 
menelurkan kebohongan dan kepalsuan. [Periksa: An-Nihayah Fi Gharibil 
Hadis 2: 102].
Dan
 bentuk jamaknya ialah "dajjaaluun", sedang Imam Malik menjamakkannya 
dengan bentuk "dajaajilah" sebagai jamak taksir (Lisanul Arab 11: 236). 
Al-Qurthubi mengatakan bahawa lafaz "dajjal" menurut lughat dapat 
diucapkan dalam sepuluh bentuk. [At-Tadzkirak: 658].
Lafaz
 Dajjal sudah menjadi isim alam (kata nama) bagi Al-Masih sang pendusta 
dan buta sebelah matanya, sehingga kalau disebutkan kata "Dajjal" maka 
yang akan ditangkap pengertiannya ialah si pembohong tersebut.
Dan
 "Dajjal" itu dinamakan "Dajjal" kerana ia menutup kebenaran dengan 
kebatilan atau kerana ia menutupi kekafirannya terhadap orang lain 
dengan kebohongan.kepalsuan. dan penipuannya ke atas mereka.
Dan
 ada yang mengatakan kerana ia menutupi bumi dengan banyaknya 
ke-lompoknya. [Lisanul Arab 11: 236-237, dan Tartibul Qamus 2: 152].
SIFAT-SIFAT DAJJAL DAN HADITS-HADITS YANG BERKENAAN DENGANNYA
Dajjal
 adalah seorang laki-laki dari anak Adam yang mempunyai beberapa sifat 
sebagaimana dalam beberapa hadis agar manusia mengetahuinya dan 
berhati-hati terhadapnya, sehingga apabila kelak ia muncul, maka 
orang-orang yang beriman dapat me-ngenalnya serta tidak terfitnah 
olehnya.
Sifat-sifat
 inilah yang membezakannya daripada manusia lain sehingga tidak tertipu 
olehnya kecuali orang yang jahil yang bakal celaka. Kita memohon 
keselamatan kepada Allah.
DI ANTARA SIFAT-SIFAT DAJJAL
Dia
 adalah seorang muda yang berkulit merah, pendek, berambut keriting, 
dahinya lebar, pundaknya bidang, matanya yang sebelah kanan buta, dan 
matanya ini tidak menonjol keluar juga tidak tenggelam, seolah-oleh buah
 anggur yang masak (tak bercahaya) dan matanya sebelah kiri ditumbuhi 
daging yang tebal pada sudutnya. Di antara kedua matanya terdapat 
tulisan huruf kaf, fa ', ra' secara berasingan, atau tulisan "kafir" 
secara bersambung / berangkai, yang dapat dibaca oleh setiap muslim yang
 boleh menulis maupun yang tidak boleh menulis. Dan di antara tandanya 
lagi ialah mandul, tidak punya anak.
Berikut ini beberapa hadis sahih yang menyebutkan ciri-ciri tersebut, yang juga merupakan dalil akan munculnya Dajjal:
[1]. Dari Umar Radhiyallahu 'anhu bahawa Rasulullah Shallallahu' alaihi wa sallam bersabda:
"Ertinya:
 Apabila saya sedang tidur, saya bermimpi melakukan tawaf di Baitullah 
...." Lalu beliau mengatakan bahawa beliau melihat Isa Ibnu Maryam 
'alaihissalam, kemudian melihat Dajjal dan menyebutkan ciri-cirinya 
dengan sabdanya: "Dia itu seorang laki-laki yang gemuk, berkulit merah, 
berambut keriting, matanya buta sebelah, dan matanya itu seperti buah 
anggur yang masak '(tak bersinar). "Para sahabat berkata," Dajjal ini 
lebih menyerupai Ibnu Qathn [1], seorang laki-laki dari Khuza'ah . " 
[Shahih Bukhari, Kitabul Fitan, Bab Dzikrid.Dajjal 13: 90: Sahih Muslim,
 Kitabul Iman, Bab Dzikril Masih Ibni Maryam 'alaihissalam wal-Masihid 
Dajjal 2: 237].
[2].
 Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhu bahawa Rasulullah Shallallahu' alaihi
 wa sallam pernah menyebut-nyebut Dajjal di hadapan orang ramai, lalu 
beliau bersabda:
"Ertinya:
 Sesungguhnya Allah Ta'ala itu tidak buta sebelah matanya. Ketahuilah. 
Sesungguhnya Al-Masih Ad-Dajjal itu buta.sebelah matanya yang kanan, 
seakan-akan matanya itu buah anggur yang tersembul." [Shahih Bukhari, 
Kitabul Fitan. Bab Dzikrid Dajjal 13: 90 dan Sahih Muslim, Kitabul Fitan
 wa Asy-Röthis Sa'ah, Bab Dzikrid Dajjal 18: 59].
[3].
 Dalam hadis An-Nawwas bin Sam'an radhiyallahu 'anhu, Rasulullah saw 
bersabda dalam menyifatkan Dajjal, bahawa dia adalah seorang muda yang 
berambut sangat keriting (kribo), sebelah matanya tak bercahaya, mirip 
dengan Abdul' Uzza bin Qathan. [Shahih Muslim, Kitabul Fitan wa 
Asyrothis Sa'ah, Bab Dzikrid Dajjal 18: 65].
[4].
 Menurut hadis yang diriwayatkan dari Ubadah bin Ash-Shamit Radhiyallahu
 'anhu, Rasulullah Shallallahu' alaihi wa sallam bersabda:
"Ertinya:
 Sesungguhnya Masih Dajjal itu seorang lelaki yang pendek dan gemuk, 
berambut kribo, buta sebelah matanya, dan matanya itu tidak menonjol 
serta tidak tenggelam. Jika ia memanipulasi kamu, maka ketahuilah bahawa
 Tuhanmu tidak buta sebelah matanya." [Aunul Ma'bud Syarah Sunan Abi 
Dawud 11: 443. Hadis ini darjatnya sahih. Periksa: Shahih Al-Jami 
'As-Shaghir 2: 317-318, hadis nombor 2455].
[5]. Dalam hadis Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu' alaihi wa sallam bersabda:
"Ertinya:
 Adapun Masih kesesatan itu adalah buta sebelah matanya. Lebar jidatnya,
 bidang dadanya bahagian atas dan bengkok" [Musnad Imam Ahmad 15: 28-30 
dengan tahqiq dan syarah Ahmad Syakir. Dia berkata, "Isnadnva sahih." 
Hadis ini juga dihasankan oleh Ibnu Katsir. Periksa: An-Nihayah Fil 
Fitan wai Malahim 1: 130 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini].
[6]. Dalam hadis Hudzaifah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu' alaihi wa sallam bersabda:
"Ertinya:
 Dajjal itu buta matanya sebelah kiri dan lebat rambutnya." [Shahih 
Muslim. Kitabul Fitan wa Asyrothis Sa'ah, Bab Dzikrid Dajjal 18: 60-61].
[7]. Dalam hadis Anas Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu' alaihi wa sallam bersabda:
"Ertinya:
 Dan di antara kedua-dua matanya termaktub tulisan" kafir "[Shahih 
Bukhari, Kitabul Fitan, Bab Dzikrid Dajjal 13: 91 dan Sahih Muslim, 
Kitabul Fitan wa Asyrothus Sa'ah, Bab sa'ah, bab Dzikrid Dajjal 18: 59 
].
Dan dalam satu riwayat disebutkan:
"Kemudian beliau mengejanya-kaf fa ra-yang dapat dibaca oleh setiap muslim." [Sahih Muslim 18: 59].
Dan dalam satu riwayat lagi dari Hudzaifah:
"Dapat dibaca oleh setiap orang yang beriman, baik ia tahu tulis baca atau tidak." [Sahih Muslim 18: 61].
Tulisan
 ini (yang ada di antara kedua-dua mata Dajjal) adalah hakiki, sesuai 
dengan lahirnya, dan tidak sukar untuk diketahui oleh sebahagian orang 
(yang muslim) dan tidak diketahui oleh sebahagian orang lagi (yakni 
orang kafir) [2] bahkan orang muslim yang buta huruf pun dapat 
membacanya. Hal ini disebabkan kemampuan memandang itu diciptakan oleh 
Allah bagi hamba-Nya bagaimana dan bila-bila masa ia berkehendak. 
Tulisan ini dapat diketahui oleh mukmin dengan pandangan matanya, 
walaupun dia tidak kenal tulis-menulis, dan tidak dapat diketahui oleh 
kafir sekalipun dia tahu baca tulis. sebagaimana keadaan orang-orang 
yang beriman dapat mengetahui bukti-bukti kekuasaan Allah dengan 
pandangan matanya sedangkan orang kafir tidak mengetahuinya. Maka Allah 
menciptakan pengetahuan bagi orang mukmin tanpa mengalami proses belajar
 mengajar. sebab pada zaman itu memang terjadi hal-hal yang luar biasa. 
[Fathul-Bari 13: 100].
Imam
 Nawawi berkata, "Pendapat yang dipegang oleh para muhaqiq ialah bahawa 
tulisan ini nampak secara lahir dan hakiki (sebenarnya) sebagai suatu 
tanda dan alamat yang diciptakan oleh Allah di antara sejumlah alamat 
atau tanda-tanda-tanda yang menunjukkan dengan qath'i akan kekafiran, 
kebohongan , dan kebatilannya (Dajjal). Dan tanda-tanda ini dinampakkan 
oleh Allah kepada setiap orang muslim yang tahu tulis baca maupun yang 
tidak tahu tulis baca, dan disembunyikannya untuk orang yang 
dikehendaki-Nya akan celaka dan terfitnah. Dan hal ini tidak dapat 
dihalangi sama sekali. "[Syarah Sahih Muslim oleh Imam Nawawi 18: 60]
[8].
 Dan di antara sifat-sifatnya (ciri-cirinya) lagi ialah seperti yang 
disebutkan dalam hadis Fatimah binti Qais ra mengenai kisah Al-Jasasah 
yang di dalam kisah (riwayat) itu Tamim Ad-Dari ra berkata. ".... Lain 
kami berangkat dengan segera sehingga ketika kami sampai di biara 
tiba-tiba di sana ada seorang yang sangat besar (hebat) dan diikat 
sangat erat ...." [Shahih Muslim. Kitabul Fitan wa Asy-Röthis Sa'ah, Bab
 Qishshotil Jasasah 18: 81].
[9]. Dalam hadis Imran bin Husein Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda:
"Ertinya:
 Semenjak diciptakannya Adam hingga datangnya hari kiamat itu tidak ada 
makhluk yang lebih besar [3] daripada Dajjal." [Sahih Muslim 18: 86-87].
[10].
 Dajjal tidak punya keturunan, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Abi
 Sa'ad Al-Khudri ra dalam kisahnya bersama Ibnu Shayyad. Kata Ibnu 
Shayyad kepada Abu Sa'id, "Saya bertemu orang ramai dan mereka mengira 
saya ini Dajjal. Bukankah anda pernah mendengar Rasulullah saw bersabda 
bahawa Dajjal tidak punya anak (keturunan)?" Abu Sa'id menjawab, "Betul"
 Ibnu Shayyad berkata lagi, "Padahal saya punya anak ...." [Shahih 
Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrothis Sa'ah, Bab Dzikri Ibnu Shayyad 18: 
50].
Perlu
 diperhatikan bahawa dalam riwayat-riwayat di muka disebutkan bahawa 
Dajjal itu buta matanya yang sebelah kanan. sedangkan pada riwayat yang 
lain disebutkan bahawa matanya yang butanya adalah sebelah kiri. padahal
 semua riwayat itu sahih ini merupakan suatu kemusykilan. Ibnu Hajjar 
berpendapat bahawa hadis Ibnu Umar yang dinyatakan di dalam Shahih 
Bukhari dan Shahih Muslim yang menyifatkan Dajjal buta matanya yang 
sebelah kanan adalah lebih kuat daripada riwayat Muslim yang mengatakan 
bahawa yang buta adalah matanya sebelah kiri, sebab hadis yang 
disepakati sahihnya oleh Bukhari dan Muslim Iebih kuat daripada yang 
lain. [Fathul-Bari 13: 97]
Al-Qadhi
 'Iyadh berpendapat bahawa kedua-dua belah mata Dajjal itu cacat. sebab 
semua riwayatnya sahih. Yang satu tidak bercahaya (ath-thafi'ah, dengan 
memakai huruf hamzah) yakni buta, dan ini untuk mata yang sebelah kanan 
sebagaimana. disebutkan dalam hadis Ibnu Umar. Dan matanya yang sebelah 
kiri ditumbuhi oleh daging pada sudutnya yang dapat menutupi sebahagian 
atau semua lensanya (ath-thafiyah) dengan menggunakan huruf ya '), dan 
ini yang dimaksudkan dengan buta matanya sebelah kiri. Jadi 
masing-masing mata Dajjal itu cacat. yang satu tidak dapat melihat sama 
sekali dan satu cacat dengan ditumbuhi daging. Imam Nawawi mengomentari 
jalan jama '(kompromi) seperti yang dikemukakan Qadhi' iyadh itu sangat 
bagus (Syarah Muslim 2: 235) dan dikuatkan pula oleh Abu Abdillah 
Al-Qurthubi [At-Tadzkirah: 663].
APAKAH DAJJAL MASIH HIDUP?
Apakah
 Dajjal itu sudah ada pada zaman Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam? 
Sebelum menjawab kedua-dua soalan di atas, terlebih dahulu kita harus 
mengetahui keadaan Ibnu Shayyad, apakah dia itu Dajjal atau bukan?
Kalau Dajjal itu bukan Ibnu Shayyad, maka apakah dia telah ada sebelum ke-munculannya dengan membawa fitnah?
Sebelum menjawab soalan-soalan di atas, marilah kita mengenal Ibnu Shayyad terlebih dahulu.
Ibnu Shayyad
Namanya:
 Shafi, dan ada yang mengatakan Abdullah bin Soyyad atau Shaid. la 
berasal dari kalangan Yahudi Madinah, ada yang mengatakan dari kalangan 
Ansar, dan dia masih kecil ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam 
tiba di Madinah.
Ibnu
 Katsir menyebutkan bahawa dia adalah Aslam, dan anaknya, "Amaroh, salah
 seorang pemuka tabi'in. Imam Malik dan lain-lain meriwayatkan hadis 
darinya. [An-Nihaya Fil Fitan 1: 128 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini].
Adz-Dzahabi
 mengemukakan biodatanya dalam kitab beliau Asmaush-Shaha-bah. Beliau 
berkata, "Abdullah bin Soyyad dicatat oleh Ibnu Syahin [1] Beliau 
berkata," Dia adalah Ibnu Shaaid. Ayahnya seorang Yahudi, lalu Abdullah 
dilahirkan dalam keadaan buta sebelah matanya dan sudah berkhatan. 
Dialah yang dikatakan orang sebagai Dajjal, lalu dia masuk Islam. Dan 
dia adalah orang tabi'i [2] [Tajridu Asmaish-Shahabah 1:319 nombor 3366 
karya Al-Hafizh Adz-Dzahabi, terbitan Darul Ma'rifah. Beirut "]
Perkataan
 Adz-Dzahabi itu kemudian di kutip pula oleh Al-Hafizh Ibnu beliau 
berkata. "Dia adalah orang yang punya putera" Amaroh bin Abdullah bin 
Soyyad, termasuk orang pilihan kaum muslimin dan sahabat Sa'id bin 
Al-Musayyab. Imam Malik dan lain-lain meriwayatkan hadis dari beliau. "
Kemudian
 Ibnu Hajar menyebutkan sejumlah hadis tentang Ibnu Shayyad sebagaimana 
akan kami kutip di sini lalu beliau berkata. "Secara garis besar. Tidak 
ertinya menyebut Ibnu Shayyad dalam kelompok sahabat. Sebab. Kalau dia 
itu Dajjal, maka sudah barang tentu dia bukan sahabat, kerana dia mati 
kafir dan kalau Ibnu Shayyad itu bukan Dajjal, maka mereka bertemu 
dengan Nabi saw dia belum masuk islam. "[Al-lshobah Fi 
Tamyizish-Shahabah, pada bahagian keempat, dalam pembahasan tentang 
orang yang bernama" Abdullah ", juz 3, halaman 133 karya Al-Hafizh Ibnu 
Hajar Al-Asqalani, terbitan As-Sa'adah, Mesir, cetakan pertama. 1328 H.]
Tetapi
 jika ia masuk Islam selepas itu. maka ia adalah seorang Tabi'i yang 
pernah melihat Nabi saw sebagaimana dikatakan oleh Adz.-Dzahabi.
Dan
 di dalam kitabnya Tahdzibut Tahdzib, Ibnu Hajar mengenalpasti Amarah 
Ibnu Shayyad dengan mengatakan, "Amaroh bin Abdullah bin Soyyad 
Al-Ansari Abu Ayyub Al-Madani, meriwayatkan hadis dari Jabir bin 
Abdullah dan Sa'id bin Al-Musayyab dan Ata 'bin Yasar . sedang 
Adh-Dhahhak bin Utsman dan Imam Malik serta lain-lain meriwayatkan hadis
 dari Amaroj.
Ibnu
 Ma'in dan Nasai berkata. "Dia seorang kepercayaan." Abu Hatim berkata, 
"Dia seorang yang soleh haditsnya." Ibnu Sa'ad berkata. "Seorang 
kepercayaan. Dan sedikit hadis yang diriwayatkannya. Dan Malik bin Anas 
tidak mengunggulkan seorang pun atas dia."
Mereka
 mengatakan, "Kami adalah putera-putera Usyaihab bin Najjar, lalu mereka
 terkenal dengan Bani Najjar. Mereka sekarang menjadi kawan setia 
(mengikat janji setia) dengan Bani Malik bin Najjar, dan tidak diketahui
 dari keturunan siapa mereka ini." [Tahdzibut-Tahdzib 7: 418, nombor 
681]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar