Kontroversi akan kedatangan Imam Mahdi
terjadi justru setelah sepeninggalnya Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam dan lebih meluas lagi setelah masa-masa kejayaan 4 khalifah
Islam yang sangat termasyur yaitu:
- Khalifah Abu Bakr as Sidiq
- Khalifah Umar bin Khatab
- Khalifah Usman bin Afan
- Khalifah Ali bin Abi Thalib
Sudah bukan rahasia lagi jika para Pendeta Yahudi dan Pendeta Nashrani
tidak merasa senang dengan kemenangan panji Islam yang sangat gemilang
dibawah naungan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan
dilanjutkan oleh para sahabat-sahabatnya seperti yang saya sebut diatas.
Jika Al Qur’an bagaikan batu permata yang indah dan sangat kuat untuk ditembus maka Al Hadits bisa diibaratkan sebagai logam mulia yang stabil namun masih mungkin distorsi dengan aliansi pemahaman-pemahaman yang keliru. Sebagai umat Islam, Insya Allah kita semua sepakat akan ayat berikut :
"Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunatullah itu. (QS al-Fath 48:23)
Esensinya adalah, marilah kita
bersama-sama dahulukan pemahaman kepada Al Qur’an yang sudah barang
tentu harus ditunjang juga oleh pemahaman Al Hadits -terlepas dari kekuatan hadits itu sendiri-.
Imam Mahdi akan telah mengantarkan ummat Islam menuju babak Khilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwah, ucapan ini sesungguhnya disampaikan oleh Nabi Isa Al Masih kepada 12 muridnya selepas shalat berjamaah.
Minhaj An-Nubuwwah berpangkal pada hadits berikut:لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا يَوْمٌ لَطَوَّلَ اللَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ حَتَّى يَبْعَثَ فِيهِ رجل مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيهِ اسْمُ أَبِي يَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا
“Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku. Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.” (HR abu Dawud 9435)
Kata-kata ahli bait didalam Al Qur’an disebutkan sebagai dua tempat yaitu Masjid Al Aqsa (Palestina) dan Masjid Al Haram (Mekkah), sebagaimana yang tersirat dan tersurat pada ayat-ayat berikut :
Masjidil Al Aqsa :
"dan Kami cegah Musa
dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui (nya) sebelum
itu; maka berkatalah saudara Musa:“Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?”. (QS al-Qashash 28:12)
Masjidil Al Haram :
"dan hendaklah kamu tetap di
rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti
orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah
zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud
hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS al-Ahzab 33:33)
Dengan demikian bisalah kita maklumi bahwa hadits diatas menerangkan; Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sedang mengajak kaum Yahudi dan kaum Nashrani mengenai “An-Nubuwwah” kedatangannya telah disampaikan oleh Rasul-rasul pendahulunya, jadi makna kalimat “namanya serupa namaku” merujuk pada kata AHMAD yang serupa dengan Muhammad sedangkan makna “dan nama ayahnya serupa nama ayahku” merujuk pada Abdullah yang berarti berasal dari satu keturunan yang sama sebagai IMAMnya seluruh manusia (baca: Nabi Ibrahim a.s), sebagaimana Al Qur’an menegaskan hal tersebut secara dalam bentuk ayat dalam katagori Muhkamat/sangat jelas sekali.
أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَـنِ الرَّجِيمِ وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَـتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّى جَـعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِى قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّـلِمِينَ
"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia“. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang dzalim”. (QS al-Baqarah 2:124)
Insya Allah sampai saat ini saya
tidak/belum menemukan ayat yang membahas perihal IMAM selain ditujukan
kepada Nabi Ibrahim a.s, demikian pula mengenai hadits-hadits yang
secara tegas menerangkan adanya perihal Imam kecuali hanya
penafsiran-penafsiran belaka.
Sejarah membuktikan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sedang mengajak kepada ke-imam-nya (baca: pucuk pemimpinan) sebagai penerus Nabi Musa a.s (Kaum Yahudi) dan penerus Nabi Isa Al Masih (kaum Nashrani)
sebagaimana yang beliau sampaikan kepada para sahabat-sahabatnya
tentang kemengangan panji Islam yang gilang gemilang pada 2 imperium
raksasa ketika itu, Persia dan Rumawi.
تَغْزُونَ جَزِيرَةَ الْعَرَبِ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ فَارِسَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ تَغْزُونَ الرُّومَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ تَغْزُونَ الدَّجَّالَ فَيَفْتَحُهُ اللَّهُ
“Kalian perangi jazirah Arab dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian Persia, dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Rum, dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Dajjal, dan Allah beri kalian kemenangan.” (HR Muslim 5161)
Sehingga Minhaj An-Nubuwwah adalah metode penyampaian akan datangnya seorang Rasul lagi dijaman Nabi Isa Al Masih (QS 61:6)
atau dengan kata lain Rasulullah Nabi Isa a.s menjelaskan ciri-cirinya
adalah orang yang sangat terpuji dan senantiasa menetapi shalat sebagai tiangnya agama Nabi Ibrahim a.s (baca: as salaman)
Nama Maleakhi (Ibrani מלאכי - MAL’AKHI)
berarti “utusanku”; nama ini mungkin menjadi singkatan dari “Malakhiah”
yang artinya “utusan Allah”. Pendapat bahwa “Maleakhi” dalam Mal 1:1 merupakan gelar deskriptif dan bukan nama pribadi kurang dapat diterima. Walaupun kita tidak diberi tahu apa-apa tentang Nabi ini di bagian Taurat (Injil sekarang PL) namun kepribadiannya sangat tampak dalam kitab ini, semua ini menunjuk kepada seorang yang memiliki integritas teguh dan pengabdian kuat kepada Allah.
Semua orang tahu bahwa Nabi Musa a.s
menerima Kita Taurat dan digenapi oleh Nabi Isa Al Masih dengan kitab
Injil, seperti diatas kita tidak bisa menentukan siapakah Nabi yang
dimaksud namun Alhamdulillah saya menemukan sedikit penjelasan pada beberapa versi Injil berikut, yang saya urut berdasarkan tahun versi terjamah.
Maleakhi 3:1Al kitab Terjemaah Baru (thn. 1974) (Bait-Nya ??)
"Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya
ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu
cari itu akan masuk ke Bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam."
Kata Bait-Nya berarti Rumah Allah, saya
rasa ada pengkaburan makna menjadi dikotomi dengan menyebut/mengubah
dari naskah aslinya sebab Bait Allah diketahui ada dua yaitu
masing-masing Masjidil Aqsa (Baitul Maqdis, Yerussalem) dan Masjidil Haram (Baitul Haram, Mekkah). Alhamdulillah saya menemukan 2 terjamaah Injil yang mendekati kebenaran, bahwa yang dimaksud dengan Maleakhi 3:1 adalah Bait Allah yang ada di Mekkah, Saudi Arabia.
Maleakhi 3:1
1. Alkitab Terjemaah Lama (thn. 1954) (Bait-Nya = Kaabah)
Bahwasanya Aku menyuruhkan utusan-Ku, yang menyediakan jalan di hadapan hadirat-Ku, dan dengan segera akan datang kepada Kaabah-Nya Tuhan,
yang kamu cahari, dan Malaekat perjanjian, yang kamu rindukan itu,
bahwasanya Ia datang, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam!
2. Shellabear Draft (thn. 1912) (Bait-Nya = Kaabah)
"Bahwa Aku akan menyuruhkan suruhan-Ku
ialah akan menyediakan jalan di hadapan-Ku dan tiba-tiba Tuan (Adon)
yang kamu cari itu akan datang ke Kaabah-Nya yaitu suruhan perjanjian yang kamu sukai itu bahkan ia akan datang, demikianlah firman Allah Tuhan segala tentara."
Sekali lagi saya tegaskan bahwa ini semua tertulis dalam kitab-kitab terdahulu (Taurat dan Injil) dengan
demikian bisa disimpulkan Nabi Isa Al Masih sedang menerangkan /
menjelaskan kepada 12 muridnya suatu saat kelak akan datang Nabi
berikutnya (An-Nubuwwah), bagi umat Islam tidaklah sulit bahwa An-Nubuwwah yang tersurat dan tersirat adalah Nabi Muhammad s.a.w, silahkan bandingkan dengan Al Quran Al Isra’ ayat 1 berikut :
أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَـنِ الرَّجِيمِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـنِ الرَّحِيمِ سُبْحَانَ الَّذِى أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الاْقْصَى الَّذِى بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءايَـتِنَآ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat " (QS al-Isra' 17:1)
Jadi sungguh sangat jelas bahwa yang
dimaksud orang yang datang mendadak/ tiba-tiba ke bait Allah, seperti
yang didokumentasikan oleh 2 kitab suci diatas adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan Nabi Isa Al Masih (baca: Injil) memberikan perkabaran bahwa kelak akan terjadi peristiwa seperti diatas (Al Mahdi/ Ahmad). Jadi tidaklah aneh jika kejadian yang akan datang tapi terjadi dimasa lampau, bentuk inilah yang senantiasa digembar-gemborkan oleh Pendeta Yahudi dan Nashrani bahwa kejadian turunnya Imam Mahdi (Versi Kristen: Isa Al Masih) adalah kejadian dimasa datang sebelum datangnya kiamat, untuk lebih jalasnya maka telah terjadi krisis keimanan para IMAM mereka seperti yang digambarkan pada Maleakhi 1:6–2:9 dan Nehemia 13:1-9 yaitu para IMAM telah menjadi korup dan lelah menanti Al MAHDI yang disangkanya berasal dari Bait Aqsa (baca: Bani Israel) padahal berasal dari Baitullah di Mekkah (baca: Keturunan Nabi Ibrahim a.s dan Hajar) dan berkunjung secara tiba-tiba ke Masjidil Aqsa.
"Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israel dan telah Kami angkat di antara mereka dua belas orang pemimpin dan
Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu
mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada
rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan
sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir di
dalamnya sungai-sungai. Maka barang siapa yang kafir di antaramu sesudah
itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus”. (QS al-Maidah 5:12)
Subhanallah….
Imam Mahdi (baca: Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam) akan telah mengantarkan ummat Islam menuju babak Khilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwah, ucapan ini sesungguhnya disampaikan oleh Nabi Isa Al Masih kepada 12 muridnya selepas shalat berjamaah.
Dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Jubair bin Muthim, bahwasanya Rasullulah (baca: Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam) bersabda: “Sesungguhnya aku mempunyai banyak gelar selain nama Muhammad, aku adalah Ahmad, aku adalah Al-Mahiy (penghapus) yang besertaku maka Allah akan menghapuskan segala kekufuran, aku adalah Al Hasyir (penghimpun) yg dengan aku manusia dikumpulkan dibawah naunganku, dan aku adalah Al’Aqib (penutup)“.
Orang yang diindikasikan dalam An Nubuwwah Maleakhi (3:1) itu memiliki tiga kualifikasi yakni Messenger of Religion (Utusan Agama), Lord of Commander (Panglima Allah), dan Messanger of the Convent (Utusan Bait-Nya/Kaabah). Ia juga Harus memenuhi tiga syarat lainnya yaitu :
1. Ia secara tiba-tiba datang ke Baitnya tanpa diduga2. Ia dinantikan kedatangannya oleh seluruh umat manusia
3. Ia amat sangat dirindukan
Siapakah gerangan ?!
Siapa lagi kalau bukan Al MAHDI as MUHAMMAD BIN ABDULLAH (baca: Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam) …. dan Jutaan Umat Islam tak pernah kering dan kusam mengucapkan shalawat kepadanya, bahkan ditiap bacaan SHALAT.
Pertama-tama yang ingin saya utarakan disini bahwa artikel-artikel mengenai Imam Mahdi tidak untuk menyinggung umat Kritiani (mohon maaf jika berseberangan)
namun kami selaku umat Islam ingin mengetahui kejelasan masalah Ke IMAM
an Mahdi yang sering dikait-kaitkan dengan akan turunnya Nabi Isa Al
Masih kedunia ini sebelum kiamat tiba. Menurut pemaham saya kedua-duanya
merupakan kekeliruan yang sangat besar sekali, sebab baik Imam Mahdi
maupun Nabi Isa Al Masih seolah-olah hidup abadi namun berada didunia
yang fana ini dan ini merupakan standar ganda yang tidak bisa diterima
oleh akal sehat. Sebagai contoh tatanan usia masyarakat terlama ditulis
didalam Al Qur’an adalah kaum Nabi Nuh a.s bahkan beliau dinyatakan
wafat pada usia seribu kurang lima puluh tahun, dan banyak lagi para
Nabi/Rasul yang tidak dinyatakan secara jelas bagaimana cara Allah
mewafatkan mereka namun kita harus meyakini dengan akal dan fikiran yang
disertai keimanan bahwa sesungguhnya mereka telah wafat didunia ini dan
hidup kekal di alam Akherat beserta para syuhada yang membela agama
Allah, Amin.
Intermezossss…..Dalam suatu perdebatan in my real life….
+ Menurut saya anak buah Bapak yang kurang mempunyai akhlaq
- Ya mohon maaf, tapi kami kan lebih berkuasa.
+ Maksud Bapa ?!
- Maksudnya anak saudara dibawah asuhan kami, tetap kekuasaan kami
+ Begini Pa, Itu anak kandung saya jadi, Apakah perlu dibuktikan bahwa saya ini laki-laki tulen…?!!
Inti dari secuil kisah diatas adalah
kita tidak perlu membuktikan bahwa Nabi Isa Al Masih telah wafat dahulu
kala, namun cukup mengimani beberapa ayat-ayat Al Qur’an :
” Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati“;
(QS ali-Imran 3:185), (QS al-Anbiya 21:35) dan (QS al-'Ankabut 29:57).
Selanjutnya dikisahkan para pemuda Al Kahfi tertidur tiga ratus lebih
sembilan tahun artinya Allah telah menetapkan usia tidur manusia
maksimal 309 tahun jika suatu saat ada teknologi modern yang dapat membius manusia untuk dibangkitkan kembali 300 kemudian.
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka
Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia
melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum
yang berpikir.(QS az-Zumar 39:42)
Dari ayat diatas jelas jika Imam Mahdi dan Nabi Isa Al Masih akan turun lagi ke bumi artinya mereka belum maut (wafat). Anehnya telah terjadi standar ganda pada Umat Kristiani dengan perayaan Wafatnya Isa Al Masih atau jamuan khusus menjelang wafatnya Al Masih yang biasa disebut dengan Hari Paskah ?!
Istilah Paskah dalam bahasa-bahasa
Latin biasanya diturunkan dari salah satu dari dua sumber: Paskha atau
Pesakh dan Estre/Eostre atau Easter. Dalam bahasa-bahasa Slavia,
biasanya istilah yang digunakan memiliki arti “Hari Agung”.
Paskah (bahasa Yunani: Πάσχα atau Paskha) adalah
perayaan terpenting dalam tahun liturgi Gerejawi Kristen. Bagi umat
Kristen, Paskah identik dengan Yesus, yang oleh Paulus disebut sebagai “anak domba Paskah”;
jemaat Kristen hingga saat ini percaya bahwa Yesus disalibkan, mati dan
dikuburkan(a), dan pada hari yang ketiga(b) bangkit dari antara orang
mati. Paskah merayakan hari kebangkitan tersebut dan merupakan perayaan yang terpenting karena memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yesus.
Paskah juga merujuk pada masa di dalam
kalender gereja yang disebut masa Paskah, yaitu masa yang dirayakan dulu
selama empat puluh hari sejak Minggu Paskah (puncak dari Pekan Suci) hingga hari Kenaikan Yesus namun sekarang masa tersebut diperpanjang hingga lima puluh hari, yaitu sampai dengan hari Pentakosta (yang artinya “hari kelima puluh” – hari ke-50 setelah Paskah, terjadi peristiwa turunnya Roh Kudus).
Minggu pertama di dalam masa Paskah
dinamakan Oktaf Paskah oleh Gereja Katolik Roma. Hari Paskah juga
mengakhiri perayaan Pra-Paskah yang dimulai sejak empat puluh hari
sebelum Kamis Putih, yaitu masa-masa berdoa, penyesalan, dan persiapan
berkabung. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Paskah
Berkenaan dengan kepercayaan Umat Islam bahwa Nabi Isa Al Masih tidak wafat di tiang Salib maka secara automatis semua elemen umat Islam harus menolak bahwa wafatnya dan kenaikan jiwa Isa Al Masih dalam liturgi Kristen
tersebut, jujur saja baik secara explisit maupun implisit jika kita
mempercayai bahwa Nabi Isa Al Masih wafat pada kasus penyaliban dan jiwa
diangkat kelangit setelahnya maka akan sangat kotradiktif dengan ayat
berikut:
"Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah“, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan `Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa." (QS an-Nisa 4:157)
Coba perhatikan dengan seksama ayat
diatas, begitu jelasnya Allah mengulang-ulang perihal pembunuhan
(wafatnya) Isa Al Masih yang keliru sehingga menarik hati saya untuk
menganalisa makna Hari Paskah sebenarnya. Dalam pemikiran saya
diangkatnya jiwa Isa Al Masih ke langit menurut keyakinan saudara kita
bukanlah peristiwa diatas melainkan suatu peristiwa dimana do’a Nabi Isa
Al Masih langsung di kabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala,
sebagaimana yang tersirat dan tersurat pada ayat berikut:
أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَـنِ الرَّجِيمِ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَآ أَنزِلْ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ السَّمَآءِ تَكُونُ لَنَا عِيداً لاًّوَّلِنَا وَءَاخِرِنَا وَءَايَةً مِّنْكَ وَارْزُقْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
"Isa putra Maryam berdoa: “Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah Pemberi rezeki Yang Paling Utama”. (QS al-Maidah 5:114)
(QS al-Maidah 5:114)
114 = 6 x 19 … Subhanallah, jelas ini interlock
The first day of week argument has these settings:
0 := Use National Language Support (NLS) API setting.
1 := Minggu (Sunday)
2 := Senin (Monday)
3 := Selasa (Tuesday )
4 := Rabu (Wednesday)
5 := Kamis (Thursday)
6 := Jum’at (Friday)
7 := Sab’tu (Saturday)
Jadi bagi Umat Islam Hari Paskah bukanlah kenaikan Isa Al Masih, tetapi hari Jum’at Agung dimana do’a Nabi Isa Al Masih langsung diterima oleh Allah subhanahu wa’tala dan sebagai ucap syukurnya Nabi Isa Al Masih dengan 12 muridnya berjamaah Shalat Jum’at.
Coba perhatikan sekali lagi Al Qur’an surah ke-5.1 Hari = 5 x shalat wajib, termasuk shalat berjamaah jika hari jum’at.
Masing-masing shalat selain hari jum’at adalah sbb:
4 Rakaat = Isya
2 Rakaat = Subuh
4 Rakaat = Dzuhur
4 Rakaat = Ashar
3 Rakaat = Maghrib.
___________________
17 Rakaat total 1 hari.
Sekali lagi perhatikan 5 Shalat wajib sehari semalam maka total 17 Rakaat -> Subhanallah…, 5+12 = 17
(QS al-Maidah 5:12)
أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَـنِ الرَّجِيمِ وَلَقَدْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَـقَ بَنِى إِسْرَءِيلَ وَبَعَثْنَا مِنهُمُ اثْنَىْ عَشَرَ نَقِيباً وَقَالَ اللَّهُ إِنِّى مَعَكُمْ لَئِنْ أَقَمْتُمُ الصَّلوةَ وَءَاتَيْتُمْ الزَّكَوةَ وَءَامَنتُمْ بِرُسُلِى وَعَزَّرْتُمُوهُمْ وَأَقْرَضْتُمُ اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً لأُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّئَـتِكُمْ وَلأدْخِلَنَّكُمْ جَنَّـتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا الاٌّنْهَـرُ فَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَآءَ السَّبِيلِ
"Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israel dan telah Kami angkat di antara mereka dua belas orang pemimpin dan Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai. Maka barang siapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus”. (QS al-Maidah 5:12)
Astaghfirullahal adzim…
Jadi bukan seperti yang dibayangkan saudara kita, selama ini tentang DUA BELAS IMAM dan atau IMAM MAHDI, melainkan Nabi Isa Al Masih menyiapkan 12 IMAM Shalat berjamaahsepeninggal beliau.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia minhaj adalah pendekatan atau metode, sedangkan menurut ahli tafsir Ibnu Abbas maknanya adalah sunnah dan sunnah itu artinya jalan yang ditempuh yang sangat terang, demikian pula Ibnu Katsir menjelaskan (lihat Tafsir Ibnu Katsir 2/67-68).
Astaghfirullah al adzim
Entah karena ketidak fahaman atau memang taklid buta
yang sudah amat sangat parah, sehingga manhaj atau minhaj disalah
gunakan oleh oknum-oknum tertentu untuk mencuci otak umat dengan
berbagai janji-janji kosong agar patuh dan taat setiap perintah “Imam“, berikut ini dua contoh gambar manhaj yang sangat-sangat keliru dalam kontek keberagamaan…
Sangat jelas sekali keduanya bukanlah suatu metoda (manhaj)
yang patut kita lestarikan apalagi dengan semakin kuatnya dogma yang
tertanam hingga ada dibeberapa oknum tertentu bersedia melalukan bom
bunuh diri, sesungguhnya mereka lupa akan Al Qur’an.
"Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah
menjadikan kebanyakan dari orang-orang yang musyrik itu memandang baik
membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agamanya. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan." (QS al-An'am 6:137)
Marilah kita kembali pada hakekat manhaj sesungguhnya, dan manhaj yang benar adalah jalan hidup yang lurus dan terang dalam beragama menurut para Nabi dan Rasulullah demikian juga berdasarkan pemahaman para sahabat-sahabat Rasulullah, termasuk contoh dari ke 12 sahabat Nab Isa Al Masih seperti yang saya jelaskan sebelumnya.
*** Minhaj ***
أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَـنِ الرَّجِيمِ وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ الْكِتَـبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَـبِ وَمُهَيْمِناً عَلَيْهِ فَاحْكُم بَيْنَهُم بِمَآ أَنزَلَ اللَّهُ وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَاشِرْعَةً وَمِنْهَـجاً وَلَوْ شَآءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَحِدَةً وَلَـكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ ءَاتَـكُم فَاسْتَبِقُوا الخَيْرَاتِ إِلَى الله مَرْجِعُكُمْ جَمِيعاً فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ مِنكُمْ
"Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan (syir’ah) dan jalan yang terang (minhaj). Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, (QS al-Maidah 5:48)
Dalam Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam seperti ada perbedaan antara
syari’at yang pertama dengan syari’at yang berikutnya, misalnya kiblat
yang semula Baitul Maqdis kemudian dihapus dan diganti dengan Ka’bah di Masjidil Haram Makkah,
namun agamanya tetap Islam. Jadi agama dari Allah tetap satu dan
pergantian ini hanyalah ketentuan yang pasti dan sudah dalam rencana
Allah subhanahu wa ta’ala. Ketentuan Agama yang dibawa oleh nabi
terdahulu bukan diganti dengan yang baru melainkan digenapi dengan yang
lebih lengkap dan dibawa nabi berikutnya jadi tetap merupakan agama yang
membawa As Salama atau keselamatan bagi semua orang yang masih
hidup maka kita semua wajib mengikuti yang paling akhir/sempurna dalam
hal ini ajaran Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Sekarang marilah kita lihat apa manhaj
Nabi Isa Al Masih kepada dua belas muridnya agar senantiasa menjaga dan
menanti kedatangan IMAM yang rahmatan lil ‘alamin. Pada artikel sebelumnya saya sudah membahas tentang (QS al-Maidah 5:12) :
”Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israel dan telah Kami angkat di antara mereka dua belas orang pemimpin dan Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku …”
Al Qur’an surah ke-5 ayat ke 12 sebagai awal suhuf (baca: 1 ain mulai dari ayat 12 s/d 27)
5 := Jumlah Shalat Wajib 5 waktu sehari-semalam.
12 := Jumlah makmum calon pemimpin/imam shalat dikemudian hari, yang cara shalatnya sesuai dengan Rasulullah (baca: Nabi Isa Al Masih).
(QS 5:12) –> Jumlah rakaat shalat sehari-semalam 5+12 = 17
27 := Jumlah kwalitatif 27 derajat shalat berjamaah…. Subhanallah
Shalat jama’ah mempunyai derajat
yang lebih tinggi dibanding shaat sendirian, dari Ibnu Umar, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Shalat berjama’ah itu melebihi shalat sendirian sebanyak 27 derajat” (HR.Bukhari dan Muslim)
أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَـنِ الرَّجِيمِ وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يبَنِى إِسْرَءِيلَ إِنِّى رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَىَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّراً بِرَسُولٍ يَأْتِى مِن بَعْدِى اسْمُهُ أَحْمَدُ"Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: “Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”. (QS ash-Shaff 61:6)
Maka tatkala rasul itu datang := Rasulullah itu adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, yang mengembalikan syariat shalat sebenar-benarnya.
أَحْمَدُ
1. Huruf Alif ا := Lambang orang BERDIRI shalat.2. Huruf Ha ح := Lambang orang RUKUK shalat.
3. Huruf Mim م := Lambang orang SUJUD shalat.
4. Huruf Dzal د := Lambang orang DUDUK diantara dua SUJUD shalat.
Didalam 1 rakaat shalat 2x Alif (berdiri tegak) dan 2x mim (sujud).
ا = Alif
1. Huruf Alif := titik awal 0 derajatح = Ha
2. Huruf Ha := tubuh membentuk sudut 90 derajatا = Alif
3. Huruf Alif := kembali ke titik awal 0 derajatم = Mim
4. Huruf Mim := tubuh membentuk sudut 135 derajat… titik nol dari berdiriد = Dzal
5. Huruf Dzal := tubuh membentuk sudut 90 derajatم = Mim
6. Huruf Mim := tubuh membentuk sudut 45 derajat… titik nol dari dudukBEGITULAH SUDUT-SUDUT yang dibentuk dalam SATU RAKAAT SHALAT.
JUMLAH := 0+ 90 + 0 + 135 + 90 + 45 := 360 derajat
Tahukah Anda ?!
+ Jumlah sudut Ka’bah := 90 + 90 + 90 + 90 := 360 derajat
+ Tawaf mengelilingi Ka’bah := 360 derajat * 7
"Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) shalat dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (QS an-Nur 24:41)
BUMI shalat := BUMI BERPUTAR 360 derajatBURUNG shalat := GERAKAN SAYAP 180+180 = 360 derajat
Nabi ‘Isa Al Masih diinitial dengan huruf ‘ain setara 1/2 alif, Jemaah yang ikut shalat JUM’AT dengan Nabi Isa Al Masih berikut konstruksinya:
6 shod (makmum) sebelah kiri belakang Imam
1 ain (Imam Shalat) yaitu Nabi ‘Isa Al Masih
6 shod (makmum) sebelah kanan belakang Imam
Ash Shaff artinya berbaris (QS 61:6) := 6 + 1 + 6 := 13
Untuk itulah kaum YAHUDI dan NASHRANI sangat membenci angka 13, karena angka merupakan SATU IMAM SHALAT dari ke DUA BELAS CALON IMAM, dan AL IMAM yang rahmatan lil ‘alaminadalah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam seperti yang telah di Nubuwwah-kan oleh Nabi Isa Al Masih.
Wassalam, Haniifa.Sumber: hanifa.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar